Selasa, 16 Juni 2020

Menulis Yang Indah

Menulis itu adalah seni tersendiri, benar tidak? Sejak saya berkecimpung di dunia pendidikan, bukan saja berkutat dengan proses mengajar dan belajar, tapi juga ternyata saya tidak sadar sudah menulis berbagai macam hal. Coba saya hitung pakai jari dulu ya, satu, menulis di papan (ini pasti saat kita sedang di kelas, yah minimal menulis judul materi yang kita ajarkan), kedua menulis administrasi (walaupun lebih sering saya mengetik bukan menulis), ketiga, menulis laporan kegiatan di sekolah (lagi-lagi mengetik bukan menulis tangan secara harafiah 😂) dan lain-lain (lumayan banyak saya bingung juga menuangkannya, ini termasuk menulis catatan belanja ya).
Yang ajaib (walaupun ini sudah saya prediksi) saya merasa tulisan tangan saya semakin jelek. Ya, tak lagi seindah dulu, saat saya SD dan terobsesi memiliki catatan paling rapi di kelas, saat dimana kami para gadis belia saling membandingkan tulisan tangan di buku catatan tentang pelajaran IPA, yang ibu guru tulis dengan rapi di papan dengan kapur tulis. Anehnya lagi saat saya sedang memeriksa hasil ulangan siswa saya, saya perhatikan tulisan mereka bisa dibilang lebih "ajaib" dari tulisan tangan saya, padahal mereka belum membawa laptop untuk mencatat pelajaran di kelas saya.
Kenapa ya? saya jadi merindukan saat mata saya dimanjakan dengan tulisan  indah dari kawan-kawan lama, atau setidaknya saya merasa gembira saat menyadari ada satu siswa memiliki tulisan tangan rapi nan indah. 
 Aduh siapa ya yg nulis? via 3.bp.blogspot.com

Miring ‘italic’, via s.yimg.com

Mungkin sekarang tulisan tangan bagus tidak sepenting itu bagi siswa, beda dengan jaman saya sekolah, jari jemari mereka tidak lagi kapalan karena memegang pulpen atau pensil karena giat menulis yang rapi, tapi lentik menekan keyboard laptop dan smartphone mereka (termasuk saya). 
Seni menulis indah mungkin hanya diminati oleh segelintir orang yang tertarik pada seni, bukan lagi diminati siswa seperti saya dulu. Keindahan dan kerapian dari tulisan yang membuat saya tertarik untuk membaca dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru mungkin tidak lagi dirasakan indahnya oleh siswa masa kini. 
Kalau dulu saya akan mencatat apapun  yang diberikan guru sesuai bidang studi yang diajar, plus saya tambah dengan catatan dari buku-buku terkait yang ada di perpustakaan. tapi sekarang dengan kemajuan teknologi, informasi tentang apapun sangat mudah didapatkan hanya dengan sekali tekan dan darimana saja, yang penting ada sinyal internet. Hal ini mengakibatkan mencatat tidak lagi menjadi hal yang penting bagi siswa karena mereka tinggal searching dan voila! muncullah jawabannya. Mungkin ini yang membuat keterampilan anak dalam menulis rapi menjadi agak berkurang, kalau tidak bisa saya bilang turun ya, mereka tidak lagi memperhatikan kaidah menulis yang benar, apakah memakai huruf kapitalkah, tanda baca, atau apapun itu yang diajarkan dengan gigih oleh Guru Bahasa Indonesianya, bagi mereka yang penting tertulis di kertas. Itu sudah cukup disebut sebagai menulis. 
Tapi bagi saya menulis dengan tangan itu adalah sesuatu yang bersifat romantis dan indah, melalui tulisan yang indah, kita bisa mempresentasikan sesuatu yang ingin kita ungkapkan kepada yang terkasih.  Menulis juga bisa menjadi tempat untuk mencurahkan perasaan saat kita gugup berbicara di depan umum, terutama di buku harian ( saya mencoba menulis diary saya di smartphone tapi sungguh rasanya sangat berbeda!saya merasa kehilangan esensi menulis diary😫). Namun terlepas dari itu menulis baik tulisan tangan maupun tulisan yang terketik setidaknya mampu membuat kita memahami suatu informasi yang ingin kita pahami. Mudah-mudahan walaupun seni menulis indah itu mulai tergantikan dengan tulisan yang terketik, kita tidak kehilangan kemampuan kita dalam memahami dan memilah informasi yang tertulis di suatu media atau internet, karena kalau seperti itu, Bah,,, bisa-bisa semua informasi ditelan metah-mentah dan tidak diproses dulu sesuai logika kita. 
Apa akibatnya, yah, yang minim efeknya mungkin hanya sebatas miskomunikasi tapi yang menyeramkan kalau informasi yang tertulis itu mempengaruhi banyak orang dan mempengaruhi kestabilan suatu bangsa. Lho emangya bisa ya? Ya bisalah , oleh sebab itu sebagai guru selain fasilitator dalam pembelajaran kita juga harus mulai menanamkan bagaimana anak-anak mau berliterasi dan meningkatkan minat baca mereka, semakin banyak membaca semakin terbangun logika mereka dalam memahami sesuatu, yah syukur-syukur mereka jadi tertarik menulis dan siapa tahu mereka juga mulai mencintai tulisan sebagaimana saya jatuh cinta dengan seni tulis yang indah.


HUBUNGI SAYA

Jika rekan -rekan ingin menghubungi saya, bisa melalui email berikut:
ptdewikagustina@gmail.com

POWERPOINT CERMIN CEMBUNG

CERMIN CEMBUNG

POWERPOINT IPA KELAS 8


  1. cermin cekung (link)
  2. cermin cembung (link)


POWERPOINT CERMIN CEKUNG

Perangkat Pembelajaran IPA Kelas VIII






berikut ini perangkat pembelajaran IPA di kelas VIII SMP

  1. Program Tahunan
  2. Program Semester
  3. Analisis KI dan KD
  4. Silabus
  5. RPP
  6. LKS
  7. Format Kegiatan Harian Guru

Perangkat KBM IPA

Sebagai guru, selain tugas mengajar, kita juga dihadapkan dengan tugas menyelesaikan administrasinya. Perangkat  pembelajaran menjadi dasar kita dalam menjalankan tugas kita untuk mendidik anak-anak. Berikut saya sertakan beberapa referensi perangkat pembelajaran, walaupun masih jauh dari kata sempurna tapi mudah-mudahan dapat memberikan inspirasi bagi rekan-rekan yang kebetulan menyimaknya. 

Perangkat Pembelajaran IPA 

KELAS VII (belum tersedia)

KELAS VIII (link)

KELAS IX (belum tersedia)

Menulis Yang Indah

Menulis itu adalah seni tersendiri, benar tidak? Sejak saya berkecimpung di dunia pendidikan, bukan saja berkutat dengan proses mengajar da...